Home
Bahasa
Budaya
Fenomena
Hobi
Mengenal Seifuku dan Ishou dalam Budaya Idola Jepang
Pameran Kostum AKB48 Theater
Pameran Kostum AKB48 Theater (X.com/@osarecompany)


Seifuku dan ishou adalah dua kata yang mungkin sering kita dengar dalam konteks mode dan budaya pop Jepang. Seifuku yang berarti "seragam" seringkali kita kaitkan dengan seragam sekolah yang dikenakan oleh siswa di Jepang, sementara ishou berarti "busana atau kostum" secara umum. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang bagaimana kedua istilah ini mencerminkan budaya, norma sosial, dan dinamika di masyarakat.

Mari mengenal apa itu seifuku

Mari kita mulai dengan seifuku. Seragam sekolah di Jepang biasanya terdiri dari jaket, rok, dan dasi untuk perempuan, sedangkan untuk laki-laki, biasanya berupa celana panjang dan blazer. Seifuku bukan hanya sekadar pakaian; tetapi merupakan simbol dari disiplin, tanggung jawab, dan identitas. Dengan mengenakan seifuku, siswa diharapkan dapat merasakan kebersamaan dalam komunitas sekolah mereka. Di Jepang, di mana kolektivisme sangat dijunjung tinggi, seifuku berfungsi untuk menyamakan derajat antar siswa, menghilangkan perbedaan status sosial yang mungkin ada.

Namun, di balik kesan seragam ini, ada banyak hal yang bisa dikritisi. Misalnya, ada tekanan untuk mematuhi aturan yang sangat ketat mengenai bagaimana seifuku harus dikenakan. Mulai dari panjang rok, jenis sepatu, hingga penggunaan aksesori. Di beberapa sekolah, pelanggaran kecil dapat berakibat pada sanksi, yang mungkin bisa membuat siswa merasa tertekan. Tentu saja, hal ini bisa menjadi dilema bagi siswa, di satu sisi mereka diharapkan untuk mematuhi norma, tetapi di sisi lain mereka juga ingin mengekspresikan diri. Di sinilah kompleksitas seifuku muncul.

Kita juga tidak bisa mengabaikan peran seifuku dalam dunia hiburan, terutama anime dan manga. Banyak karakter yang menggunakan seifuku, dan hal ini telah menjadi bagian dari ikonografi budaya pop Jepang. Seifuku sering kali diasosiasikan dengan karakter yang ceria, cerdas, dan penuh semangat. Banyak penggemar yang terinspirasi oleh penampilan karakter-karakter ini dan berusaha meniru gaya tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa seifuku juga memiliki aspek estetika dan bisa dibilang menjadi tren fashion yang menarik perhatian di kalangan anak muda.

[feedposts text="Read Also"/]

Mari mengenal apa itu istilah ishou 

Istilah ishou dapat lebih luas dan mencakup segala jenis pakaian. Di Jepang, mode memiliki sejarah yang kaya dan beragam, mulai dari tradisional hingga fashion modern yang terinspirasi oleh berbagai tren global. Ishou tidak hanya mencerminkan gaya pribadi, tetapi juga memberikan pandangan tentang status sosial, profesi, dan bahkan nilai-nilai budaya seseorang. 

Ketika membahas ishou, kita tidak bisa lepas dari fenomena street fashion yang berkembang di kota-kota besar seperti Tokyo. Merek-merek independen, kolektif fashion, dan desainer muda menciptakan gaya yang unik dan berani, mencampurkan elemen tradisional dengan modern. Hal ini menciptakan dinamika yang menarik dalam dunia mode, di mana individu dapat mengekspresikan diri mereka tanpa harus terikat pada norma-norma yang ketat. Fashion menjadi sarana untuk menyatakan identitas dan kepribadian.

[feedposts text="Read Also"/]

Namun, di balik kebebasan berekspresi ini, ada tantangan tersendiri. Ada kalanya tren fashion bisa menyebabkan tekanan tersendiri. Banyak anak muda merasa perlu mengikuti tren atau memiliki barang-barang tertentu agar dianggap "kekinian." Hal ini bisa menjadi sumber stres dan kecemasan bagi mereka yang merasa tidak bisa memenuhi standar tersebut. Selain itu, bagi sebagian orang, tekanan untuk tampil "sempurna" di depan publik bisa berdampak pada kesehatan mental mereka.

Istilah seifuku dalam budaya idola

Seifuku dalam budaya idola merujuk pada kostum idola yang berbentuk seragam. Seifuku sendiri menjadi kostum standar bagi idola Jepang. Ada beberapa pendapat mengenai sejarah seifuku dalam budaya idola namun kostum seifuku dalam budaya idola terutama dipopulerkan oleh AKB48.

[feedposts text="Read Also"/]

Kabarnya idol group AKB48 menggunakan kostum seragam sebagai motif agar terasa familiar sehingga tidak ada keraguan bahwa maksud dibalik kostum awal AKB48 yaitu seragam berarti kehadiran yang familiar. Grup saudarinya seperti SKE48 , HKT48, dan NMB48 juga kerap memiliki kostum seragam yang mengikuti gaya AKB48.

Di sisi lain, Nogizaka46, yang dibentuk pada tahun 2011 dan muncul sebagai saingan resmi bersama grup saudaranya seperti Keyakizaka46 memiliki rok yang lebih panjang daripada AKB48 group, sehingga memberikan citra yang relatif anggun. Dari segi arahan lagu dan koreografi, Nogizaka46 memiliki gaya yang anggun, sedangkan Keyakizaka46 memiliki banyak lirik dan koreografi yang intens, sehingga kontras.

[feedposts text="Read Also"/]

Seifuku atau seragam juga sering terlihat di dunia idola Korea. Ada beberapa alasan mengapa konsep seifuku atau seragam sering digunakan di dunia K-POP atau idola Korea salah satunya seragam merupakan simbol remaja di Korea. Terutama dalam grup yang banyak anggotanya berusia remaja, seragam adalah perangkat yang segar dan menarik bagi kaum muda serta memberikan rasa empati dan rasa generasi yang sama kepada kelompok usia yang cenderung menjadi penggemar dengan mengenakan seragam di kehidupan nyata.

Selain itu, seifuku atau seragam mempunyai keuntungan yaitu memudahkan individu untuk mengekspresikan orisinalitas mereka, terutama dalam kelompok besar, dengan memungkinkan setiap orang mengaturnya secara berbeda meskipun mereka mengenakan seragam yang sama. Seifuku atau seragam mudah untuk menciptakan rasa persatuan dan individualitas di antara banyak orang, karena pengaruh dari debut serial survival show seperti PRODUCE 1O1.

[feedposts text="Read Also"/]

Istilah ishou dalam budaya idola

Istilah ishou dalam budaya idola Jepang merujuk pada kostum idola selain kostum seragam. Kostum memainkan peran yang sangat penting dalam diri seorang idola, lebih dari sekedar sesuatu untuk dikenakan. Banyak kostum unik melambangkan citra idola yang dicita-citakan oleh setiap grup. Misalnya, kostum Keyakizaka46 memiliki warna yang tenang dan nuansa yang berat, menyoroti pandangan dunia yang unik tentang kesepian/pertempuran seperti yang disebutkan dalam liriknya.

Jika AKB48 dan Sakamichi Group memiliki kostum yang melambangkan citra grup, ada juga grup yang menggunakan ishou atau kostum untuk melambangkan citra individu. Misalnya, Momoiro Clover Z, milik Stardust, menegaskan individualitasnya melalui warna anggota dalam kostumnya sebagai identitas anggota dan penggemar. 

[feedposts text="Read Also"/]

Perbedaan dari seifuku dan ishou

Dalam konteks seifuku dan ishou, kita melihat dua sisi dari koin yang sama. Di satu sisi, kita memiliki pengaturan yang lebih formal dan terstruktur dalam bentuk seifuku, yang menekankan disiplin dan kolektivitas. Di sisi lain, kita memiliki ishou yang lebih bebas dan kreatif, di mana individu dapat mengekspresikan diri mereka melalui mode. Namun, keduanya sama-sama mencerminkan nilai-nilai yang mendalam dalam masyarakat Jepang.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun seifuku dan ishou memiliki karakteristik yang berbeda, keduanya berfungsi untuk menunjukkan identitas dan posisi seseorang dalam masyarakat. Siswa yang mengenakan seifuku mungkin merasa terikat pada sekolah, sementara individu yang memilih ishou spesifik dapat mengekspresikan diri mereka di luar batasan yang ada.

[feedposts text="Read Also"/]

Ketika kita melihat ke depan, penting bagi kita untuk menemukan keseimbangan antara menjaga tradisi dan merangkul inovasi. Kita perlu menghargai makna yang terkandung dalam seifuku sebagai simbol disiplin dan kebersamaan, tetapi pada saat yang sama, kita juga harus memberikan ruang bagi individu untuk mengekspresikan diri secara kreatif melalui ishou. Sebagai masyarakat, kita harus mendukung satu sama lain dalam perjalanan fashion ini dan memahami bahwa pada akhirnya, mode adalah tentang bagaimana kita ingin dilihat dan ingin mengekspresikan diri.

Dengan cara ini, seifuku dan ishou tidak hanya menjadi pakaian yang kita kenakan, tetapi juga alat untuk memahami siapa kita dan bagaimana kita berhubungan dengan orang lain. Mari kita rayakan keindahan dalam keragaman ini dan terus mendukung satu sama lain dalam mengekspresikan diri kita melalui mode busana.

Blog authors

Tegar Rifqiaulian
Tegar Rifqiaulian
Konnichiwa, Tegar desu. Saya suka menulis artikel berkaitan dengan Jepang.

No comments